Rabu, 23 September 2009

Petaka kekosongan dan Kelalaian

Kongsi

Kalimat ini diungkapkan dgn sebenarnya utk menyatakan bahawa petaka yg menimpa seorg da'i muslim bukan hanya datang dr perlawanan yang dilakukan oleh org2 kafir terhadapnya.Bukan kerana ia dipenjara,disiksa dan dibiarkan kelaparan,melainkan tak kalah parahnya dgn petaka lain yang ditimbulkan oleh kelemahan cita2nya dan kesenanagannya kpd kesantaian.

Ya memang betul petaka ini pernah melanda kudulu.Merasai jiwa ini kosong apabila berjauhan dgn sahabat2 sefikrah dan jauh dari bi'ah solehah.

Petaka yang sebenarnya bagi seorang da'i adalah kesia-siaan,kelalaian dan kekosongan waktunya. Adakalanya petaka ini makin bertambah parah manakala terbuka baginya pintu kelalaian sesudah ditenggalam dalam kesenangan.Kesenangan dunia bisa melenyapkan kepekaan hati dan jauh dari Allah.

Sesungguhnya da'i muslim tidaklah memiliki dirinya sehingga senang dan seronok menggunakan masa cutinya dgn perkara yang kurang berfaedah,melainkan sebagaimana yg dikatakan oleh seorg yg terkemuka dlm bidang ini bahawa dirinya telah 'diwakafkan kpd Allah' Ustaz Al-Maududi Rahimahulullah pernah berkata:

"Sungguh merupakan suatu keharusan bagi kamu utk memiliki api semangat yg selalu menyala,minimal spti menyalanya perasaan yg terdapat dalam hati seseorang di antara kamu bila menjumpai anaknya dalam keadaan sakit.Ia tidak puas sebelum membawa ke doktor utk mengubatinya @ sebagaimana perasaan sseorg bila tidak menemukan ssuatu pun di dlm umahnya utk menutupi kebituhan anak2nya.Dia tentu dilanda rasa khuatir dan keadaan itu memaksa nya utk mengerahkan segala jerih payahnya utk mendapatkan kebutuhan tersebut"

Sesungguhnya menjadi satu keharusan pula bagimu utk memiliki perasaan yg jujur di dalam dadamu,sehingga selalu sibuk di setiap waktu utk berusaha menempuh tujuanmu.Perasaan ini akan memenuhi hatimu dgn ketenangan dan memacu akalmu utk berfikir scr ikhlas,tulus dan terurus.Diteruskan dgn kata2 seorg ulama'

"Izinkan saya utk mengatakan kpdmu bahwa sesungguhnya bila kamu melangkah di jalan da'wah ini dgn perasaaan yang dingin,yakni tanpa perasaan yg kamu temui dlm hatimu bila tersangkut pada urusan isteri2mu,anak2mu dan ibubapamu maka pastilah kamu akan mengalami kegagalan yang teruk.Yaitu kegagalan yg membuat generasi penerus tidak berani lagi utk berfikir menekuni gerakan da'wah spt itu sampai masa yg cukup lama.Kerana itu sebelum melakukan langkah yg besar kalian diharuskan mengukur kekuatanmu dan memeriksa bahagian mana dr niat dan akhlak yang mesti diselesaikan terlebih dahulu."

Ketika ibnu Jauzy ditanya oleh s'seorg dgn pertanyaan
Bolehkah aku memberikan kelapangan yg luas bagi diriku utk bersenang2 dgn hiburan yg diperbolehkan?

Maka Ibnu jauzy menjawap dgn ungkapan yg ringkas

"Dalam dirimu terdapat kelalaian yg cukup bagimu utk menghentikannya."
Manakala Ibnu Qayyim yg mengatakan:
"Memang mengantuk dan tidur yang melalaikan itu adalah satu keharusan,akan tetapi jadilah engkau org yang tidak banyak tidur."

Ungkapan ini bukan bermakna kita mencela istirehat sesudah kepenatan tapi hanyalah memininkanya sampai batas yg diperlukan oleh tubuh.
Jadilah engkau org yg tidak banyak tidur hai da'i muslim agar engkau dapat meraih tekad yg besar ini.
"Waspadalah terhadap tidur yg melalaikan,
kerana usia ini tdk lama"

"Buanglah kata2 'nanti' dan 'akan' kerna keduanya merupakan penyakit berbahaya."

Imam as-syahid menyukai bila persiapan seorg da'i melampui apa yg dituntut oleh hari yang dijalaninya,sampai kpd rencana utk menggunakan waktu di keesokan harinya.Dengan demikian bererti seorg da'i stiap saat sentiasa berniat utk melakukan suatu kebaikan

"Dia tidur dgn membawa niat
dan tekad yg paling utama"

"Hatinya menguasai fikirannya dan tangannya dapat menjalankan semua urusan dan kepuasaan jiwanya terletak pada kelelahan jasmaninya"

(Ar Raqa'iq)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan